Album Baru Dirilis, Metallica Hindari Bicara Politik dan Agama

Jum'at, 18 November 2016 - 18:44 WIB
Album Baru Dirilis,...
Album Baru Dirilis, Metallica Hindari Bicara Politik dan Agama
A A A
LOS ANGELES - Tanggal 18 November ini bakal menjadi salah satu hari yang membahagiakan bagi para fans Metallica. Tepat di tanggal tersebut, band thrash metal ini resmi merilis album ke-10 mereka, Hardwired… To Self-Destruct.

Ini adalah album yang telah dinantikan para fans setelah Metallica melepas album terakhir mereka pada 2008 silam. Jika album ini belum bisa dibeli, penggemar bisa men-streaming seluruh isinya di playlist akun resmi Metallica di YouTube. Yang membuat album ini istimewa adalah isinya. Hardwired… To Self-Destruct berisi puluhan lagu dengan durasi hampir 80 menit.

Menurut drummer Metallica, Lars Ulrich, yang diinginkan band dan produser mereka, Greg Fidelman, ditangkap saat ini adalah berusaha kembali menangkap sesuatu yang selalu mereka cari yaitu sedikit kelinggaran dan sedikit presisi. Selain itu, mereka juga ingin menangkap sebuah getaran dan perasaan, ketimbang kesempurnaan dan presisi.

“Jadi saya kira Greg seperti benar-benar mencarinya selama sebagian besar proses dan berusaha memastikan bahwa album ini masih punya rasa yang menyenangkan dan longgar,” papar Ulrich, yang dikutip Blabbermouth.

Sementara, bagi frontman Metallica, James Hetfield, judul album ini punya arti mendalam baginya. Judul album itu terinspirasi dari omongan seorang teman kepadanya.

“Kadang, saya dan dia terlibat banyak masalah dan itulah bagaimana kita saling terhubung. Saya butuh teman saya untuk mengatakan keputusan yang lebih baik kepada saya dan kadang saya tidak butuh. Dan, mengira-ira apakah orang secara umum saling terhubung satu sama lain. Tapi juga, saya kira, banyak lagu di album ini yang terkait manusia di planet ini. Siapa kita ini? Dalam sejarah alam semesta, kita sudah berputar selama satu milidetik dan kita mengira kita bisa mengendalikan dunia dan global warming dan semuanya. Apakah kita benar-benar punya kendali seperti itu atau apakah waktu kita sudah usai? Saya tidak tahu. Jadi, sedikit pendekatan sinis pada umat manusia,” beber Hetfield.

Dalam sebuah wawancara terpisah, Hetfield menegaskan, Metallica menghindari topik seperti politik atau agama dalam musik mereka. Alasannya, topik-topik semacam itu hanya akan mempolarisasikan orang.

“Kami punya keyakinan sendiri. Tapi pada akhirnya, kami berusaha terhubung dengan orang-orang dan sepertinya pandangan politik tidak bisa melakukannya seperti yang dilakukan musik,” ujar vokalis dan gitaris Metallica ini.

Menurut Hetfield, Metallica tidak mau terlibat dalam polarisasi ini. Mereka ingin menjadi penyeimbang. “Ada banyak polarisasi di Amerika Serikat (AS) dan saya juga melihatnya di tempat lain. Tapi, sepertinya kalian harus jadi lebih ekstrem untuk mengimbangi ekstrem lainnya. Kita harus menemukan keseimbangan di tengah-tengah,” urai dia.

Hardwired… To Self-Destruct lebih terkait pada ketenaran dan tujuan ingin jadi terkenal. “Ada juga topik seperti, ‘Apa kita melakukannya dengan benar?’ Di lini masa sejarah, manusia sudah beredar selama satu nanodetik dan saya bertanya, ‘Apa kita sudah selesai sekarang? Apa waktu kita sudah habis?’” kata Hetfield.

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0742 seconds (0.1#10.140)